Jumat, 02 Februari 2018

BIDADARI SURGAKU

Sekian lama aku menantimu
Penuh peluh aku menunggumu

Tak pernah lelah aku berdoa
Tak pernah berhenti aku berusaha

Dalam sunyi kubisikan namamu dalam doaku
Dalam hening kupusatkan fikiranku memikirkanmu

Waktu... 
Waktu... oh waktu terus berlalu

Aku seakan tidak kuasa 
Menahan rindu untuk berjumpa

Entah dengan siapa
Entah dengan siapa aku merasa rindu
Akupun sendiri tak tahu

Setiap hari
Setiap saat
Setiap menit 
Setiap detik

Aku terinspirasi 
Aku terobsesi

Tapi, 
Ada kalanya ada saatnya 
rinduku ini diuji sang Maha kuasa
Sesaat merasa hampir putus asa
Ketika hati ini tak kunjung menemukannya
Menemukan sesosok bidadari surga
Wanita mulia idaman para pujangga

Aku merasa bagaikan daun
Yang terombang ambing tertiup angin
Mengikuti alur kehidupan 
Memaksaku bertahan dalam kesendirian

Ah, betapa naifnya diriku 
Yang menganggap Tuhan seolah tak menyayangiku
Namun aku tersadar
Bahwa kesendirianku 
Adalah cara Tuhan untuk menjagaku 
Menjaga dari cinta yang salah 
Menjaga cinta tetap suci dan fitrah 
Sampai nanti tiba saatnya 
Dipertemukan dengan seorang wanita mulia

Malam demi malam terus bergulir
Hari demi hari terus berganti

Kau datang disaat yang tepat 
Kita bertemu dalam waktu yang singkat

Sungguh perasaan ini begitu agung
Seolah Alam turut mendukung 
Hingga tiba saatnya kita bersama sama 
Mempersatukan hati dalam ikatan asmara

Bulan Juni tahun yang lalu (2017)
Aku beranikan diri menemui orang tuamu 
Langkahku bergetar, tubuhku bergetar, nada suaraku pun ikut bergetar
Bukan aku tak berani untuk mengatakan 
Tapi penolakan lah yg aku khawatirkan
Hingga aku beranikan diri berkata
Meminta ijin utk hidup bersama

Sejenak kau terdiam
Sedikit bibirmu merekah
Seperti hendak tersenyum
Tapi seketika kau tarik kembali

Pipimu memerah, entah tersipu malu ataukah kebingungan yang sedang melandamu
matamu tertuju pada satu titik
Pandanganmu kosong
Aku bisa merasakan betapa kamu berada dalam pilihan yang berat

Jantungku dag dig dug serasa mau lepas, hatiku tiba-tiba terasa sesak, badan pun tak ingin kalah dengan panas dinginnya, menunggu jawaban dari dirimu, jawaban yg akan kau ucapkan dalam bibirmu.

Cukup lama kau terdiam
Hatiku semakin gelisah
Jantungku semakin berdegup kencang
Tapi semua terbayarkan ketika kamu mengatakan "ya"

Ya, kamu menerimaku hadir dalam kehidupanmu
Menjadikan aku sebagai calon imam mu
Aku merasa lega, seakan telah terbebas dari sebuah penjara

Kini kau setengah resmi menjadi milikku
Melangkahkan kaki berdua menuju sebuah pintu
Pintu kebahagiaan
Pintu yang semua orang ingin memasukinya

Ya,,, 
Kamu lah wanita itu
Wanita yang selama ini aku tunggu 
Wanita yang selalu ada dalam doaku

Kini kau hadir dalam hidupku 
Menerima segala keadaanku 
Dengan segala kelemahanku
Melengkapi segala kekuranganku

Tak sabar rasanya menantikan saatnya tiba
Saat saat sakral pengucapan janji suci
Dalam ikatan pernikahan yang di ridhoi Ilahi

Kau lah bidadari surgaku
Makhluk ciptaan Tuhan dari segenap tulang rusukku

Kaulah bidadari surgaku, tempat terindah untukku kembali, tatkala kelak aku lelah dalam mencari rezeki.

Kaulah bidadari surgaku, pengingatku ketika aku melakukan salah
Penasehatku ketika aku khilaf

Tak ada Gading yang tak retak
Begitulah perumpamaan kita
Krn tiada kesempurnaan bagi kita sebagai makhluk
Sebab sempurna itu hanya milik Tuhan

Kita tercipta sebagai manusia
Yang tak pernah terlepas dari salah dan dosa

Ketika kata kataku menyakitimu
Ketika sikapku mengecewakanmu
Kuberharap sudilah kiranya kau memaafkanku

Pun begitu dengan dirimu
Kaupun bukan malaikat
Kelak kau akan berbuat kesalahan
Dan tugasku adalah memaafkanmu

Maka dengan ini
Ijinkan aku untuk meminta maaf
Atas apapun yg selama ini aku perbuat
Entah perkataanku, entah sikap dan perilakuku
Yang mungkin membuatmu kecewa atau bahkan menyakitimu

Maafkanlah...
Maafkanlah kesalahanku

Tertanda : Calon Suamimu
Puisi permohonan maaf untukmu calon istriku. Bidadari surgaku.
Tri Kristanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar