Sekian lama aku menantimu
Penuh peluh aku menunggumu
Tak pernah lelah aku berdoa
Tak pernah berhenti aku berusaha
Dalam sunyi kubisikan namamu dalam doaku
Dalam hening kupusatkan fikiranku memikirkanmu
Waktu...
Waktu... oh waktu terus berlalu
Aku seakan tidak kuasa
Menahan rindu untuk berjumpa
Entah dengan siapa
Entah dengan siapa aku merasa rindu
Akupun sendiri tak tahu
Setiap hari
Setiap saat
Setiap menit
Setiap detik
Aku terinspirasi
Aku terobsesi
Tapi,
Ada kalanya ada saatnya
rinduku ini diuji sang Maha kuasa
Sesaat merasa hampir putus asa
Ketika hati ini tak kunjung menemukannya
Menemukan sesosok bidadari surga
Wanita mulia idaman para pujangga
Aku merasa bagaikan daun
Yang terombang ambing tertiup angin
Mengikuti alur kehidupan
Memaksaku bertahan dalam kesendirian
Ah, betapa naifnya diriku
Yang menganggap Tuhan seolah tak menyayangiku
Namun aku tersadar
Bahwa kesendirianku
Adalah cara Tuhan untuk menjagaku
Menjaga dari cinta yang salah
Menjaga cinta tetap suci dan fitrah
Sampai nanti tiba saatnya
Dipertemukan dengan seorang wanita mulia
Malam demi malam terus bergulir
Hari demi hari terus berganti
Kau datang disaat yang tepat
Kita bertemu dalam waktu yang singkat
Sungguh perasaan ini begitu agung
Seolah Alam turut mendukung
Hingga tiba saatnya kita bersama sama
Mempersatukan hati dalam ikatan asmara
Bulan Juni tahun yang lalu (2017)
Aku beranikan diri menemui orang tuamu
Langkahku bergetar, tubuhku bergetar, nada suaraku pun ikut bergetar
Bukan aku tak berani untuk mengatakan
Tapi penolakan lah yg aku khawatirkan
Hingga aku beranikan diri berkata
Meminta ijin utk hidup bersama
Sejenak kau terdiam
Sedikit bibirmu merekah
Seperti hendak tersenyum
Tapi seketika kau tarik kembali
Pipimu memerah, entah tersipu malu ataukah kebingungan yang sedang melandamu
matamu tertuju pada satu titik
Pandanganmu kosong
Aku bisa merasakan betapa kamu berada dalam pilihan yang berat
Jantungku dag dig dug serasa mau lepas, hatiku tiba-tiba terasa sesak, badan pun tak ingin kalah dengan panas dinginnya, menunggu jawaban dari dirimu, jawaban yg akan kau ucapkan dalam bibirmu.
Cukup lama kau terdiam
Hatiku semakin gelisah
Jantungku semakin berdegup kencang
Tapi semua terbayarkan ketika kamu mengatakan "ya"
Ya, kamu menerimaku hadir dalam kehidupanmu
Menjadikan aku sebagai calon imam mu
Aku merasa lega, seakan telah terbebas dari sebuah penjara
Kini kau setengah resmi menjadi milikku
Melangkahkan kaki berdua menuju sebuah pintu
Pintu kebahagiaan
Pintu yang semua orang ingin memasukinya
Ya,,,
Kamu lah wanita itu
Wanita yang selama ini aku tunggu
Wanita yang selalu ada dalam doaku
Kini kau hadir dalam hidupku
Menerima segala keadaanku
Dengan segala kelemahanku
Melengkapi segala kekuranganku
Tak sabar rasanya menantikan saatnya tiba
Saat saat sakral pengucapan janji suci
Dalam ikatan pernikahan yang di ridhoi Ilahi
Kau lah bidadari surgaku
Makhluk ciptaan Tuhan dari segenap tulang rusukku
Kaulah bidadari surgaku, tempat terindah untukku kembali, tatkala kelak aku lelah dalam mencari rezeki.
Kaulah bidadari surgaku, pengingatku ketika aku melakukan salah
Penasehatku ketika aku khilaf
Tak ada Gading yang tak retak
Begitulah perumpamaan kita
Krn tiada kesempurnaan bagi kita sebagai makhluk
Sebab sempurna itu hanya milik Tuhan
Kita tercipta sebagai manusia
Yang tak pernah terlepas dari salah dan dosa
Ketika kata kataku menyakitimu
Ketika sikapku mengecewakanmu
Kuberharap sudilah kiranya kau memaafkanku
Pun begitu dengan dirimu
Kaupun bukan malaikat
Kelak kau akan berbuat kesalahan
Dan tugasku adalah memaafkanmu
Maka dengan ini
Ijinkan aku untuk meminta maaf
Atas apapun yg selama ini aku perbuat
Entah perkataanku, entah sikap dan perilakuku
Yang mungkin membuatmu kecewa atau bahkan menyakitimu
Maafkanlah...
Maafkanlah kesalahanku
Tertanda : Calon Suamimu
Puisi permohonan maaf untukmu calon istriku. Bidadari surgaku.
Tri Kristanti