Kamis, 25 Mei 2017

ROMADHONA atau ROMADHONI ??

ROMADHONA atau ROMADHONI ??

Romadhon adalah isim ghoiru munshorif (karena isim alam yang ada tambahan alif dan nun), yang apabila majrur maka alamatnya dengan FATHAH, namun apabila menjadi mudhof atau kemasukan Alif-Lam (AL) maka majrurnya isim ghoiru munshorif menggunakan KASROH menjadi ROMADHONI (ni) bukan na
Imam Ibnu Malik di dalam bait alfiyahnya berkata :

وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ * مَا لَمْ يُضَفْ أَوْ يَكُ بَعْدَ أَلْ رَدِفْ

Dan dijerkan dengan FATHAH terhadap isim yang tidak menerima tanwin, selama tidak dimudhofkan atau berada setelah AL yang mengiringinya.

Dan karena niat puasa yang dikenal di Indonesia dan Malaysia di akhiri oleh lafadz HADHIHI AS-SANATI (ti), maka hal ini menunjukkan bahwa ROMADHON menjadi mudhof yang harus dibaca jer dengan kasroh menjadi ROMADHONI (ni), bukan na
Sehingga niat puasa Romadhon kalau diucapkan menjadi

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّه تَعَالَى

NAWAITU SHOUMA GHODIN ‘AN ADAA-I FARDHI SYAHRI ROMADHOONI HADHIHIS-SANATI LILLAAHI TA’ALA

Di dalam Kitab I’anatu at-Tholibin, juz 2/253, dijelaskan :

يقرأ رمضان بالجر بالكسرة لكونه مضافا إلى ما بعده وهو إسم الإشارة

Romadhoni (ni) dibaca jer dengan KASROH karena keadaannya menjadi mudhof kepada kalimat setelahnya yaitu isim isyaroh.
Bagaimana jika ada yg baca (na), puasanya tetap SAH, walaupun salah i’rob, karena letak niat itu di dalam hati.
Namun apabila niat diucapkan, maka hendaknya tidak salah dalam i’rob.

Demikianlah wallahu a'lam.

Sumber: WA group Keluarga Ahbaburrosul

Jumat, 19 Mei 2017

4 TINGKAT REZEKI DARI ALLAH SWT UNTUK MANUSIA

Pada umumnya kita berpikir bahwa ALLAH itu membagikan rezeki kepada manusia sama, itulah yang adil, pendapat ini di lontarkan oleh orang-orang anti Tuhan. Dan ada lagi golongan lain, kalau kita berbicara “uang” dianggap oleh mereka adalah soal duniawi.

Setelah saya menggali Rahasia Al Quran ALLAH menjelaskan dengan ayat-ayat Nya sebagai berikut ini: ada 4 ayat ALLAH dalam al Quran yang menjelaskan tentang rezeki manusia.

1. Rezeki yang dijamin oleh ALLAH SWT

“Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.” (QS 11:6)

Untuk setiap makhluk, termasuk manusia yang berakal. Artinya Allah akan memberikan makan, minum untuk makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah, seperti kita lihat orang orang yang tinggal di hutan-hutan, mereka bisa tetap hidup tanpa ilmu dari Al Quran.

Begitu pula orang-orang yang tinggal di kota-kota, walaupun ia tidak punya ilmu atau malas bekerja, ada saja orang yang membantu mereka untuk memberi makan. Mudah-mudahan tidak ada diantara kita seperti itu. Tak usah takut kalau kita tidak akan makan. Semua rezeki dijamin Allah swt. Pertanyaannya, apakah hidup kita ini hanya untuk makan?

2. Rezeki Bagi Yang Berusaha.

“Tidaklah manusia mendapat apa-apa, kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS 53: 39)

Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Artinya kalau ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Kalau kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Kalau seseorang ingin mendapatkan rezeki lebih banyak, ia haruslah belajar lebih banyak dan sungguh sungguh bekerja. Itu adalah kunci nya. Itulah keadilan ALLAH.

3. Rezeki Bagi Yang Bersyukur.

“Siapa yang pandai mensyukuri pemberian-Ku, Aku akan tambahkan nikmat-nikmat(rezeki) kepada mu, tapi kalau tidak pandai bersyukur Aku akan beri azab yang pedih.” (QS 14: 7)

Rezeki yang “ditambah” oleh Allah swt. Inilah rezeki yang disayangi oleh Allah SWT. Kalau kita pandai-pandai mensyukuri pemberian Tuhan dan manusia, Allah akan tambahkan. Orang-orang yang pandai bersyukur ini dapat merasakan kasih sayang Allah SWT kepada nya, karena rezeki ditambahkan oleh ALLAH.

Contoh: orang yang pandai mensyukuri bantuan dari teman-temannya, atau dari siapa saja, ia akan mudah mendapat bantuan selanjutnya (sebagai tambahan), tapi kalau ia tidak pandai mensyukuri, atau tidak pandai berterimakasih akan bantuan yang sudah diterimanya (bukan hanya berterimakasih dimulut saja) maka ia tidak akan dapat pertolongan lagi. Hidupnya akan susah lagi. Bukan Allah yang menghendaki, tapi ia sendiri yang tidak pandai bersyukur.

4. Rezeki Bagi Yang Bertakwa.

“Orang-orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, Allah akan berikan rezeki dari sumber yang tidak diduga duga.” (Qs.65:3)

Peringkat rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang yang bisa meraih hadiah-hadiah dari ALLAH yang banyak.

Orang istimewa ini (taqwa) adalah orang yang benar-benar di cintai dan dipercaya oleh ALLAH untuk memakmurkan atau memanagement kekayaan ALLAH di bumi ini.

Orang bertaqwa ini mencari nafkah dengan berdagang atau interprenuer.Orang berdagang seperti Rasulullah saw dan Kadhijah adalah orang2 yang bekerja keras, jujur dalam berdagang, amanah dalam berjanji, orang2 ini mendapat rezeki yang banyak, tidak terbatas dari ALLAH. Makin sukses dia berdagang makin banyak sumber rezekinya.

Jadi orang yang bertaqwa ini, adalah orang yang sukses berwira-usaha, dimana pendapatan nya tidak terbatas. Orang ini adalah orang yang kaya Raya,seperti Rasulullah saw,namun dia tidak merasa kaya,semua milik ALLAH dan kekayaan nya itu digunakannya untuk kemaslahatan masyarakat dan agama.

Sumber : disini